Sejarah Desa

Chang Ajhib 30 April 2014 17:20:39 WIB

       Dampak dari perjanjian Klaten  27 September 1830, pasca perang Diponegoro(1825-1830), wilayah kesultanan Yogyakarta yang semula luasnya meliputi jawa tengah dan jawa timur sesuai dengan perjanjian Giyanti 1755, akhirnya dipangkas sebagaimana wilayah Yogyakarta yang sekarang dikurangi wilayah enchlave kesunanan Surakarta, Mangkunagara dan Pakualaman. Pada saat itu kecamatan Dligo, didalamnya termasuk Desa Jatimulyo masuk wilayah enchlave kasunanan Surakarta

      Kemudian pada tahun 1957 dengan diterbitkanya UU darurat No 5 tahun 1957dan UU no 14 tahun 1958 serta ditindalkanjuti dengan Perda No 1 tahun  1958 tentang perubahan kedudukan daerah enchlave  kecamatan Dlingo yang didalamnya termasuk Desa JAtimulyo masuk kembali kedalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

      jatimulyo adalah rangkaian dua kata yang diringkas yaitu : " sejatining kamulyan" yang pada hakikatnya merupakan tujuan hidup semua manusia. karena sesungguhnya setiap manusai pasti menginginkan kemuliaan yang sejati. Kemuliaan yang sejati adlah adalah hidup tentram dan bahagia baik di dunia maupun di akhir nanti.

      Untuk maenuju Jatimulya, Sunan Kalijaga sudah mematakan jalan atau menunjukan jalan tersebut dengan "tetenger" nama-nama dusun yang ada di Desa Jatimulyo, yaitu:

  1. Dusun Banyu urip yang mengandung arti banyu (air) sebagai sumber kehidupan
  2. tegal Lawas, dalam Al-Quran dejelaskan ada golongan orang-orang terdahulu/lawas dan orang-orang kemudian/anyar. hal tersebut merupakan gambaran nyata adanya lahan yang harus dibersihkan dengan air yang suci dan mensucikan yaitu jiwa-jiwa terdahulu digantiakan dengan generasi berikutnya
  3. MAladan/Muladd, identik dengan api dan amarah. Perjalanan menuju Jatimulyo setelah reresik (bersuci) tentu juga harus membentuk karakter sidiq, amanan,fatonah, tabligh dengan cara mengendalikan hawa nafsu (mulad sariro hangssoro wani )
  4. BAdean, hidup adalah pilihan antara benar dan salah. semua terserah kita. Namun, jika ingin meraih sejatining kamulyan (jatimulyo) maka kita harus selalu memilih untuk berlaku benar
  5. Dodogan, ndog (telur) sebagai gambaran awal terjadinya generasi baru, sehingga dodogan mengingatkan akan sangkan paraning dumadi (awal mula kejadian manusia)
  6. Nderes/ngaji/belajarlah seperti pohon kelapa, dari akar hingga daun dapat digunakan dan bermanfaat. 

Itulah yang menjadi ruhnya Jatimulyo, dan juga ruh dari Yogyakarta  yang istimewa. 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License