Produksi "Batik Eco Print" Di Desa Jatimulyo

Bita 20 Maret 2019 14:53:12 WIB

Kain batik merupakan salah satu warisan budaya Negara Indonesia. Tidak sebatas pada batik tulis dan batik cap saja, tetapi berkembang pada batik kontemporer, salah satunya adalah batik eco-print. Sesuai dengan namanya, eco dari kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak bahan-bahan yang ada di alam, salah satunya daun.

Proses pembuatan batik ini diawali dengan pengolahan kain atau mordanting. Sebelum dibatik, kain direndam terlebih dulu dengan menggunakan air campuran tawas selama satu jam. Cara ini dilakukan untuk mempertahankan warna dasar kain, dan membuka pori-pori kain agar gambar dapat tercetak. Dilanjutkan dengan pengeringan di bawah sinar matahari.

Selanjutnya dapat dilakukan proses pencetakan. Kain dibagi menjadi dua sisi simetris, satu sisi menjadi alas, dan sisi yang lain berfungsi seperti kaca. Objek yang akan dicetak pada kain adalah daun jati. Daun yang dipilih harus yang muda, agar bisa mengeluarkan warna.

Daun ditata sedemikian rupa di satu sisi kain, kemudian sisi yang lain dijadikan penutup. Setelah itu, kain dipukul-pukul dengan palu atau batu. Kekuatan dalam memukul harus dikontrol, agar daun tidak hancur. Kemudian, kain tersebut dilipat menjadi bagian yang lebih kecil dengan tetap mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Kain yang sudah terlipat, diikat kencang dengan tali kenur.

Tahapan selanjutnya adalah pengukusan agar warna daun keluar. Lipatan kain tersebut dikukus selama setengah hingga satu jam pada suhu 100 derajat Celcius.

Setelah proses pengukusan tersebut, batik sudah terlihat tercetak di kain. Kain dibersihkan dari sisa daun yang menempel. Tahap terakhir yakni fiksasi. Proses fiksasi dilakukan dengan merendam kain yang sudah dibatik dengan air campuran tawas. Proses ini berguna untuk mengikat motif dan warna yang sudah tercetak di atas kain. Setelah satu jam perendaman, kain batik eco-print dapat dijemur dibawah terik matahari. (http://wargajogja.net/bisnis/batik-eco-print-yang-sederhana-jadi-barang-mahal.html)

Di Desa Jatimulyo sendiri terdapat salah satu pengerajin batik Eco Print salahh satunya adalah Mbak Nunung Siwi Utari mahasiswi UMY yang merupakan warga dusun Loputih yang memiliki usaha sampingan produksi kain batik Eco Print. Pemasaran produknya masih terbatas di kalangan teman-temanya, selain salah satu usaha yag menjanjikan produksi batik eco print ini dapat mengasah ketrampilan.

 

Komentar atas Produksi "Batik Eco Print" Di Desa Jatimulyo

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License