Survey Lokasi Pembangunan Destinasi Wisata Sendang dan Sumur Banyuurip oleh Bappeda Kab.Bantul

Chang Ajhib 18 Maret 2019 10:55:05 WIB

Sendang Banyuurip adalah salah satu peninggalan sejarah yang menceritakan menceritakan bahwa di masa lampau Sunan Kalijaga mengembara untuk menyiarkan ajaran agama Islam. Dalam pengembaraan itu Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Cakrajaya. Pertemuan keduanya membuat Ki Cakrajaya kemudian tertarik untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Sebagai ujian Ki Cakrajaya kemudian diminta untuk menunggui tongkat Sunan Kalijaga sambil bertapa. Ki Cakrajaya dilarang meninggalkan tempat dan mengakhiri bertapanya sebelum Sunan Kalijaga kembali. Ki Cakrajaya menyanggupinya. Sunan Kalijaga pun melanjutkan pengembaraan. Pengembaraan yang dilakukan Sunan Kalijaga begitu lama sehingga rumput di sekitar tempat Ki Cakrajaya bertapa pun bertumbuhan dan membelukar. Tubuh Ki Cakrajaya kemudian seperti hilang ditelan kerimbunan pepohonan dan rerumputan yang tumbuh meliar. Selang beberapa waktu kemudian Sunan Kalijaga ingat akan muridnya yang bernama Ki Cakrajaya.

Ia bermaksud mendatanginya. Begitu dicari, Ki Cakrajaya sudah tidak tampak lagi. Sunan Kalijaga pun bingung karena tempat bertapa Ki Cakrajaya telah menjadi hutan dan semak belukar. Untuk memudahkan pencarian, hutan dan semak belukar itu dibakar oleh Sunan Kalijaga dan Ki Cakrajaya ikut terbakar di dalamnya. Ajaibnya, Ki Cakrajaya tidak tewas oleh peristiwa itu, tetapi kulitnya gosong (geseng). Oleh karena itulah ia kemudian dikenal pula dengan sebutan Sunan Geseng. Oleh karena terbakar sehingga gosong (geseng) itu Sunan Kalijaga berusaha memandikan Ki Cakrajaya. Ia pun mencari mata air di tengah hutan itu. Kebetulan ia melihat seekor kijang sekarat yang berlari. Sunan Kalijaga mengikuti jejak kijang tersebut. Akhirnya kijang tersebut sampai di sebuah mata air yang jernih. Kijang itu pun meminum air dari mata air itu. Kijang yang tengah sekarat itu tiba-tiba menjadi sehat atau hidup kembali. Sunan Kalijaga pun memandikan Ki Cakrajaya di mata air itu. Ki Cakrajaya yang telah gosong dan dalam kondisi pingsan itu pun akhirnya sehat dan bugar kembali. Berdasarkan hal itulah maka mata air itu kemudian oleh Sunan Kalijaga dinamakan Sendang Banyu Urip. Banyu artinya air dan urip artinya hidup. Jadi, Sendang Banyu Urip memang telah memberikan penghidupan. (sumber :http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/cerita-rakyat/426)

Maka dari itu Pemerintah Daerah Khusunya Bappeda Kab.Bantul merealisasikan pembangunan lokasi sendang Banyuurip sebagai salah satu Destinasi Wisata di Kabupaten Bantul tepatnya di Daerah Desa Jatimulyo dan melakukan survey lapangan pada awal bulan Maret tahun 2019.

Artikel By Nonik Diah Ayu

Komentar atas Survey Lokasi Pembangunan Destinasi Wisata Sendang dan Sumur Banyuurip oleh Bappeda Kab.Bantul

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License